Cara Mengatasi Anak Dengan Kepribadian Tantrum

Maramang - Bagi anda yang mempunyai anak prasekolah tiba-tiba anak anda marah dengan ekspresi yang tidak lazim seperti berbaring di lantai, berteriak teriak, menendang benda benda yang ada disekitar anda. Hal itu disebut dengan temper tantrum, kejadian alami pada anak anak usia 15 bulan hingga 4 tahun. Sikap yang ditunjukan berupa rasa tidak senang pada suatu objek atau lingkungannya. Pada umumnya temper tantrum dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu usia dibawah 3 tahun yang sering diekspresikan dengan menangis, memukul, menjerit, menendang bahkan dalam kasus yang parah adalah membentur bentur kepalanya ke tembok. kedua pada usia tiga sampai empat tahun dengan ekspresi kemarahan yang diungkapkan dengan m
embanting, merengek, mengkritik bahkan sampai menghentak-hentakan kaki. Terakhir adalah pada usia 5 tahun ke atas dengan mengkritik diri sendiri, memukul bahkan yang lebih parah merusak benda benda yang ada disekitarnya.

Penyebab terjadinya temper tantrum diantaranya adalah terhalangnya keinginan anak anda dalam mendapatkan sesuatu, ketika tidak berhasil dalam memenuhi keinginannya maka kemungkinan anak anda melakukan beberapa ekspresi-ekspresi kemarahan, selain itu temper tantrum dapat disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengungkapkan keinginan diri anak anda sehingga anak anda menuntut anda untuk memahaminya, sedangkan selanjutnya adalah perasaan tertekan yang dialami oleh anak anda sehingga melepaskan stress yang dialaminya. Salah satu contohnya adalah ketika anak anda diajak dalam suatu perjalanan yang jauh dan melelahkan, tiba tiba menginginkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh anda. Terakhir penyebab temper tantrum adalah pola asuh orang tua yang  yang menyebabkan tantrum yaitu anak anda terlalu dimanjakan dan mendapatkan penolakan atas keinginannya. Salah satu yang harus diperhatikan adalah pola asuh orang tua. Pola asuh dapat diartikan perlakuan orang tua yang sangat mendasar. Hal yang harus diperhatikan adalah perilaku yang patut dicontoh yang ditimbulkan oleh orang tua pada anak, sehingga anak anda akan mengikuti kebiasaan anda. Selanjutnya kesadaran diri, berhubungan dengan mendorong perilaku anak dalam kesehariannya pada nilai-nilai moral. Terakhir yang tidak kalah penting adalah komunikasi antara anda dan anak. Orang tua akan menerapkan pola komunikasi yang baik dalam membentuk hubungan bersama anaknya untuk menghindari ekspresi seperti temper tantrum pada anak.

Adapun untuk anda yang kesulitan dalam menghilangkan ekspresi kemarahan anak anda (temper tantrum) maka anda dapat melakukan beberapa cara dibawah ini :

  • Bagi anda sebagai orang tua sebaiknya bersikap tenang dalam menghadapi anak anda yang mengalami temper tantrum.
  • Anda dapat menghiraukan anak anda sampai kemarahannya reda, berikan peringatan dengan tegas (tanpa marah) mengenai aturan yang telah disepakati bersama.
  • Hindari memukul anak anda, lebih baik anda mendekap dengan pelukan sampai anak anda tenang. 
  • Temukan alasan kemarahan anak anda sehingga anda dapat memberikan penjelasan yang sebenarnya.
  • Sebaiknya anda tidak menyerah ketika anak anda marah, karena anak akan melakukan tindakan yang sama ketika menginginkan sesuatu lagi.
  • Hentikan memberikan anak anda imbalan ketika akan menghentikan kemarahannya.
  • Anda dapat mengarahkan kemarahan anak anda pada hal hal yang positif.
  • Anda dapat menyingkirkan benda benda yang berbahaya dari sekitar anak anda yang sedang marah.
  • Anda harus membiasakan komunikasi yang terbuka dengan anak dan juga berikanlah pujian apabila kemarahannya telah selesai.
Read More

Untuk Orang Tua Dan Calon Orang Tua, Sanggupkah Begini?

Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah di pekarangan rumah. Sementara sang Ibu sedang menyiapkan jamuan makan untuk sang ayah dan tamu-tamunya yang akan segera datang. Tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji.

Tatkala sang Ibu keluar dari dapur dan melihatnya, sontak beliau marah dan berkata:
“Idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain.” (Pergi kamu, biar kamu jadi Imam di Haramain)
Dan Subhanallah, kini bocah mungil itu telah dewasa dan menjadi Imam di Masjidil Haram. Tahukah kita, siapa anak kecil yang didoakan Ibunya saat marah itu? Beliau adalah Syeikh Abdurrahman As Sudais, Imam Masjidil Haram yang nada tartil dan murattalnya menjadi favorit kebanyakan kaum Muslimin di seluruh dunia.
Ini adalah teladan bagi para Ibu, calon Ibu, ataupun orang tua, hendaklah selalu mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya. Bahkan di saat kondisi yang sangat marah sekalipun. Karena salah satu doa yang tak terhalang adalah doa orang tua untuk anak-anaknya. Kisah ini sekaligus menjadi peringatan bagi kita agar menjaga lisan dan tidak mendoakan keburukan bagi anak-anak atau orang lain, karena bisa saja doa terucap tatkala waktu yang mustajab.

Dari Jabir radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, anak-anak kalian, pembantu kalian, dan harta kalian. Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, pasti Allah kabulkan.” (HR. Abu Daud)
Mumpung lagi puasa, banyak-banyaklah berdoa, karena Ramadhan juga waktu mustajab untuk meminta, doa untuk orang tua dan saudara-saudari kita, agar kebaikan selalu menyertainya, dijauhkan dari segala duka lara. Oh ya, doakan aku juga ya, sebut saja namaku dalam doamu, gak usah ragu-ragu. Siapa yang mendoakan saudaranya, maka Malaikat pun turut mendoakan hal yang sama untuknya.

Read More