Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah di pekarangan rumah. Sementara sang Ibu sedang menyiapkan jamuan makan untuk sang ayah dan tamu-tamunya yang akan segera datang. Tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji.
Tatkala sang Ibu keluar dari dapur dan melihatnya, sontak beliau marah dan berkata:
“Idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain.” (Pergi kamu, biar kamu jadi Imam di Haramain)
Dan Subhanallah, kini bocah mungil itu telah dewasa dan menjadi Imam di Masjidil Haram. Tahukah kita, siapa anak kecil yang didoakan Ibunya saat marah itu? Beliau adalah Syeikh Abdurrahman As Sudais, Imam Masjidil Haram yang nada tartil dan murattalnya menjadi favorit kebanyakan kaum Muslimin di seluruh dunia.
Ini adalah teladan bagi para Ibu, calon Ibu, ataupun orang tua, hendaklah selalu mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya. Bahkan di saat kondisi yang sangat marah sekalipun. Karena salah satu doa yang tak terhalang adalah doa orang tua untuk anak-anaknya. Kisah ini sekaligus menjadi peringatan bagi kita agar menjaga lisan dan tidak mendoakan keburukan bagi anak-anak atau orang lain, karena bisa saja doa terucap tatkala waktu yang mustajab.
Dari Jabir radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, anak-anak kalian, pembantu kalian, dan harta kalian. Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, pasti Allah kabulkan.” (HR. Abu Daud)
Mumpung lagi puasa, banyak-banyaklah berdoa, karena Ramadhan juga waktu mustajab untuk meminta, doa untuk orang tua dan saudara-saudari kita, agar kebaikan selalu menyertainya, dijauhkan dari segala duka lara. Oh ya, doakan aku juga ya, sebut saja namaku dalam doamu, gak usah ragu-ragu. Siapa yang mendoakan saudaranya, maka Malaikat pun turut mendoakan hal yang sama untuknya.
1 comments
Tes
EmoticonEmoticon